Selasa, 21 April 2015

Sumatra Barat




Busana Wanita tradisional MinangPakaian "Limpapeh Rumah Nan Gadang"


Lambang perempuan Minangkabau disebut "Limpapeh Rumah Nan Gadang". Limpapeh berarti tiang pusat pada bangunan dan fokus semua kekuatan tiang lainnya. Jika pilar sentral ini runtuh, yang lain bergabung tiang runtuh. Dengan kata lain, wanita di Minangkabau tiang kokoh dalam rumah tangga. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang tidak sama di setiap desa ". Namun Limpapeh pakaian Rumah Nan Gadang memiliki sifat umum yang kita akan diajukan dalam pap ini.• Batabue Baju (Kaos Bertabur) Studded armor berarti pakaian yang ditaburi dengan benang emas. Tabur emas ini kekayaan alam berarti Minangkabau. Pakaian bertabur benang emas memiliki berbagai macam bermotif makna ragamannya masyarakat Minangkabau namun masih tetap dalam wadah Minangkabau tradisional.• MinsieMinsie adalah bis tepi pakaian yang diberi benang emas. Memahami minsie ini menunjukkan bahwa demokrasi Minangkabau besar, tetapi dalam batas-batas tertentu dalam alur dan layak.• Tingkuluak (tengkuluk) tengkuluk hiasan kepala wanita berbentuk runcing dan bercabang. Rasa ini Limpapeh Nan Rumah Gadang di Minangkabau tidak harus menegakkan beban atau beban berat.• Flea atau GlovesGloves wanitapun berbagai jenis, beberapa jalur ada bersongket dan ada yang terikat. Sarung untuk menutupi bagian-bagian tertentu mata begitu sopan dan tertib. Tentang struktur sangat dipengaruhi oleh keadaan suatu daerah. Oleh karena itu ada perpecahan dalam di belakang, ada dimuka dan ada diatur belakang.• SalempangUnderstanding terkandung dalam Salempang ini adalah untuk menunjukkan tanggung jawab dari Limpapeh Rumah Nan Tower ke cucu-cucunya dan waspada terhadap segala sesuatu, baik sekarang dan untuk masa depan.• Dukuah (Kalung) Necklace dikenakan oleh Nan Tower House Limpapeh setiap Luhak di desa-desa Minangkabau dan beragam. Ini disebut perada kalung, daraham, tersedak leher, Kaban, manik-manik alabaster dan panyiaram dusun. Hamlet melambangkan bahwa Limpapeh selalu dalam cincin kebenaran, seperti dusun di lehernya. Hamlet juga melambangkan pembentukan solid dan sulit untuk menghidupkan kebenaran. Hal ini dinyatakan "dikisabak dukuah dilihia, bak dipaliang cincin di jari".• Galang (Gelang) Terhadap gelang ini menemukan "cincin Anak galanglah buliah" (ingin gelang cincin yang bisa) ". Ketentuan itu naik lebih dari yang diinginkan. Perhiasan gelang yang melilit tangan dan lengan yang digunakan untuk menjangkau dan melakukan sesuatu. Terhadap gelang ini seperti bahwa segala sesuatu memiliki batas. Terlalu reach tersangkut oleh gelang. Titik dalam melakukan sesuatu harus disesuaikan dengan batas. Menurut ini ada gelang berjenis disebut "girder bapahek, girder ula, maiek kunci, gelagar -Rago Rago, basis selang ". 
Busana Tradisional Pria MinangPakaian pakaian princePrince adalah pakaian kebesaran di Minangkabau dan tidak semua orang bisa memakainya. Selain itu, pakaian yang tidak pakaian sehari-hari dipakai oleh keinginan pangeran, tapi sesuai dengan prosedur yang digariskan oleh adat. Pakaian pangeran adalah seperangkat pakaian terdiri dari• headbandDeta atau ikat kepala adalah tutup kepala atau hiasan kepala tutup kepala bila dilihat dalam bentuk beberapa bagian juga dibagi menurut pemakainya, wilayah dan posisi.

 • ClothesPrince pakaian hitam sebagai tanda kepemimpinan. Black bear Tapo, tahan (tahan tempa hitam, mencuci putih tahan) Putiah sasah. Dengan arti umpat dan pujian hal yang harus diterima oleh seorang pemimpin 

• SarawaTraditional peribahasa tentang sarawa ini mengatakan ukuran kaki celana besar kaki hitam, celana pemimpin besar memiliki ide yang kebesaran dalam memenuhi semua panggilan dan yang harus diikuti dalam kehidupan sosial serta pemangku adat. Kehebatan hanya dibatasi oleh salah satu martabat pangeran, yang murah dan mahal, dengan murah dan mahal pemahaman dan tindakannya di berpatutan tersebut.• Sasampiang (Sesamping) Sasampiang adalah sepotong kain yang digunakan sebagai pakaian teluk pakaian pot. Sesampiang kain warna red biasanya menyatakan seorang pangeran pemberani.• Cawek (Belt) Cawek pangeran dalam pakaian tradisional kain dan kadang-kadang sutra. Panjang dan lebar harus sebanding atau 5-1 hasta dan ujungnya memakai jumbai dan rebung dekorasi. Makna yang terkandung di cawek ini dapat disimpulkan bahwa pangeran harus kompeten dan mampu mengikat keponakan halus dan diam-diam mendapatkan pikirannya.• rasa ClothingThe adalah bahwa pangeran siap untuk menerima keponakan anak-anak yang telah kembali dari keingkarannya dan tunduk pada kebenaran menurut adat. Demikian juga semua lewatkan setiap bidang moral dan material selalu mengambil atau dibayar kembali oleh benar.• KerisPenghoeloe dipersenjatai dengan belati yang dimasukkan di bagian pinggang. Orang yang tidak pangeran, tidak dibenarkan memakai belati; kecuali toko. Keris kebesaran untuk pangeran dan mengandung makna yang mendalam. Penggunaan khusus dengan kelengkapan pakaiannya, berbaring miring ke kiri dan tidak benar untuk sebuah tarikan mudah. Tata letak belati ini menyiratkan bahwa pangeran harus berpikir di muka dan tidak cepat marah dalam menghadapi masalah sesuatu, apalagi bermain kekerasan.


http://id.wikipedia.org/wiki/Busana_tradisional_Sumatera_Barat 
http://sanggarmaligijaya.blogspot.com/
http://akucintanusantaraku.blogspot.com/2014/03/gambar-bajupakaian-adat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar