Rabu, 25 November 2015

PAPUA

Pakaian Adat
Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa pakaian tersebut hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama, seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang terlukis di sini merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan tombak/panah dan perisai yang dipegang mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua.



sumber 

 http://erinaaulia.blogspot.co.id/2014/08/sekilas-tentang-papua-budaya-makanan.html

MALUKU

PAKAIAN ADAT MALUKU

Sebagian besar pakaian adat hanya digunakan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, upacara adat dan lain-lain. Di daerah Maluku pakaian adat disebut Pakaian baju Cale atau kain Selele. Pakaian adat ini biasa digunakan sebagai pelatikan raja, cuci negeri, pesta negeri, acara panas pela dan lain-lain. Ciri-ciri dari baju Cele ini terlihat dari motif garis-garis yang geometris/berkotak-kotak kecil. Baju cele ini biasanya dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh berbeda, harus seimbang dan serasi dan di kombinasi dengan kain yang pelekat yang disalele yaitu disarung dari luar dilapisi sampai batas lutut dan dipakai Lenso (sapu tangan yang diletakan di pundak). Pakaian ini dipakai tanpa pengalas kaki atau boleh juga pakai selop. Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat lagi dengan tusukan konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak. Selain itu ada juga  Baju Nona Rok
Kebaya putih tangan panjang berlengan kancing dari jenis kain Brokar halus.

pakaian adat maluku.jpg
Pengikat pinggang terbuat dari perak yang disebut pending. Pada bagian bawah mungkin sedikit modern yakni memakai Sepatu vantovel berwarna hitam dan berkaos kaki putih. Selain itu pada pakaian perempuan mengenakan Rok yang dibuat/dijahit lipit kecil sekali dari jenis kain motif kembang kecil-kecil warna merah atau orange. Seperti halnya orang Jawa Pada, pada bagain atas perempuan menggunakan konde yang dibuat dari rambut asli atau konde palsu yang siap dipakai yaitu konde Bulan. Selain itu ada juga bagian-bagain perlengkapan konde sebagai berikut:
  1. Tusuk konde disebut Haspel yang dibuat dari emas atau perak.
  2. Kak kuping 4 buah ditusuk pada lingkaran konde bentuknya seperti kembang terbuat dari perak atau emas.
  3. Sisir Konde diletakan pada bagian tengah dari konde tersebut dibuat juga dari emas atau perak.
  4. Bunga Ron dilingkar pada konde tersebut dibuat dari bahan gabus atau Papeceda.
Sebagain besar pakaian adat hanya membuat bagian luarnya saja. Di Maluku tidak hanya membuat pakain luar, namun ada juga yang menjadi ciri khas pakaian Maluku yaitu memperhatikan pakaian dalam juga. Berikut bagian-bagian pakaian dalam seperti Cole, yaitu baju dalam atau disebut kutang yang dipakai/digunakan sebelum memakai kebaya. Ada Cole berlengan panjang tapi ada juga Cole berlengan pendek dan pada bagian atasnya diberi renda border. Cole sendiri terbuat dari kain putih, sedangkan bagian belakang dari Cole tersebut disebut belakang cole dibordir bagian belakang. Sedangkain pada bagian depan, Cole memakai kancing dan pada bagian ujung lengan diberi renda bordir. Selain itu pada golongan menengah atau orang-orang terpelajar dan keluarga goolongan pemerintahan seperti guru, pendeta. Pakaian ini disebut pakaian Nona Rok. Pakaian ini dipakai pada acara-acara penting yaitu pesta perkawianan acara kenegaraan dan lain-lain.
            Masih banyak bagian-bagian juga bahan yang digunakan pada pakaian adat Maluku tersebut. Untuk lebih spesifinya berikut bagian-bagian dan bahan yang digunakan pada pakaian adat Maluku, baik yang dipakai oleh pria atau perempuan.
Baniang Putih & Kebaya Dansa
  • Baniang Putih
Baniang putih bentuknya seperti kemeja tapi lehernya bundar dan diberi kancing putih.
Baniang putih dipakai dibagian dalam pakaian lelaki yaitu kebaya dansa.
  • Kebaya Dansa
Kebaya dansa bentuknya seperti kemeja leher bundar tidak memakai kancing.Jenis kain boleh polos tapi boleh juga jenis kembang kecil.Pakaian ini dipakai pada waktu pesta rakyat oleh lelaki, sedang wanita memakai pakaian rok.
Kebaya Putih Tangan Panjang dan Kain Silungkang & Kebaya Hitam Gereja
  • Kebaya Putih Tangan Panjang dan Kain Silungkang
  1. Kebaya putih tangan panjang; kebaya ini terbuat dari kain brokar warna putih dan memakai kancing pada tangan kebaya dan kebaya pakai kancing peniti emas.
  2. Cole: yaitu baju dalam yang lebih dikenal dengan istilah kutang. Cole ini berelengan sampai ke sikut dan pada bagian atasnya diberi renda. Cole ini dibuat dari kain putih sedangkan bagian belakang yang dikenal dengan istilah belakang Cole itu juga dibordir. Bagian depan Cole juga memakai kancing.Kain yang dipakai adalah kain silungkang berwarna merah dengan motif kembang berwarna emas.
  3. Cenela adalah berupa slop yang dipakai dengan kaos kaki putih. Cenela dihiasi dengan motif kembang berwarna emas.
  4. Konde/sanggul: yaitu konde bulan yang diperkuat dengan tusuk konde yang disebut karkupeng. Pakaian ini dipakai pada masa lalu oleh wanita-wanita, keluarga raja, keluarga guru, dan keluarga pendeta
Kebaya Hitam Gereja
  1. Kebaya ini bermotif baju cele, berlengan panjang dari kain brokar hitam, juga kain sarung dari jenis brokar yang sama. Pakaian ini dipakai boleh memakai kain pikul boleh juga tidak.
  2. Cenela hitam dipakai dengan kaos kaki putih.
  3. Sapu tangan/lenso berwarna putih dan berenda.
  4. Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat dengan tusuk konde yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak.

sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1092/pakaian-adat-maluku





NUSA TENGGARA TIMUR

Pakaian adat yang dipakai kaum pria di NTT berupa topi dengan bentuk yang khas, baju jas ttup, selempang kain tenun dan bersarung kain tenun. Sebilah golok terselip didepan perut. Perhiasan yang dipakai berupa kalung dan pending.

Sedangkan wanitanya memakai hiasan kepala berbentuk bulan sabit, kain tenun yang menyelempang di bahu dan kain tenun yang menutup bagian dada hingga kaki.perhiasan yang dipakai adalah subang, kalung, pending, dan gelang tangan. Pakaian ini berdasarkan pakaian adat Rote.





Ti’langga merupakan aksesoris dari pakaian tradisional untuk pria Rote. Tetapi pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat menarikan tarian tradisonal foti, perempuan menggunakan penutup kapala ini. 
Ti’i langga terbuat dari daun lontar yang dikeringkan. Karena sifat alami daun lontar yang makin lama makin kering, maka ti’i langga pun akan berubah warna dari kekuningan menjadi makin cokelat. Bagian yang meruncing pada topi tersebut makin lama tidak akan tegak, tetapi cenderung miring dan sulit untuk ditegakan kembali. Konon hal tersebut melambangkan difat asli orang Rote yang cenderung keras. Selain itu, ti’i langga juga merupakan simbol kepercayaan diri dan wibawa pemakainya.
Selain itu, bagi pria, baju adat rote berupa kemeja berlengan panjang berwarna putih polos. Tubuh bagain bawah ditutupi oleh sarung tenun berwarna gelap, kain ini menjuntai hingga menutupi setengah betis. Motif dari kain ini bermacam-macam, bisa berupa binatang, tumbuhan yang ada tersebar di di kawasan Nusa Tenggara Timur. Dari motif yang nampak dari kain tenun tersebut dapat dilihat daerah asal pembuatan kain tenun tersebut.
Sebagai aksesoris sehelai kain tenun berukuran kecil diselempangkan di bagian bahu. Motifnya serasi dengan kain tenun pada sarungnya. Selain itu, sebilah golok juga diselipkan di pinggang depan.
Untuk wanita, biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagain bawahnya mengenakan kain tenun. Salah satu motif yang sering digunakan untuk menghiasi pakaian adat ini adalah motif pohon tengkorak.
Sebagai pelengkap, sehelai selendang menempel pada bahunya. Rambut dianggul dan memakai hiasan berbentuk bulan sabit dengan tiga buah bintang. Hiasan tersebut disebut bulak molik. Bulan molik artinya bulan baru. Hiasan ini terbuat biasanya terbuat dari emas, perak, kuningan, atau perunggu yang ditempa dan dipipihkan, kemudian dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai bulan sabit.
Selain itu, Aksesoris lainnya adalah gelang, anting, kalung susun (habas), dan pending. Kalung susun atau habas terbuat dari emas atau perak yang merupakan warisan turun-temurun dari sebuah keluarga suku Rote. Terkadang, ada yang menanggap bahwa habas merupakan benda keramat yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Selain habas, aksesoris lainnya adalah pending. Pending merupakan perhiasan yang terbuat dari kuningan, tembaga, perak dan emas dan biasa dipakai di bagian pinggang. Motif yang sering muncul sebagai hiasan pending adalah motif bunga atau hewan unggas.






Rabu, 07 Oktober 2015

Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia. Secara geografis, Nusa Tenggara Barat terletak di kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Sumbawa dan Lombok. di Pulau Lombok, mayoritas penduduknya adalah Suku Sasak, sedangkan Pulau Sumbawa didiami oleh Suku Bima.

Pakaian Adat Perempuan Suku Sasak

Pakaian adat Sasak bagi perempuan disebut Lambung. Yaitu baju hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk hurup “V” dan sedikit hiasan di bagian gigir baju. Pakaian ini menggunakan bahan kain pelung. Ditambah selendang yang menjuntai di bahu kanan bercorak.

Pakaian Adat Wanita Sasak


Ragi genep 

merupakan jenis kain songket khas sasak, sepadu dengan sabuk anteng (ikat pinggang) yang dililitkan dan bagian ujungnya yang berumbai dijuntaikan di pinggang sebelah kiri. Bawahannya memakai kain panjang sampai lutut atau mata kaki dengan bordiran di tepi kain dengan motif kotak-kotak atau segitiga.

Pakaian Adat Wanita Sasak


Asesoris

Selain perlengkapan yang telah disebutkan diatas ditambahkan pula penggunaan endit atau pending yaitu berupa rantai perak yang difungsikan sebagai ikat pinggang, onggar-onggar atau hiasan berupa bunga emas yang diselipkan dibagian konde, giwang atau anting-anting, serta suku atau ketip yang terbuat dari uang emas dan perak yang dibentuk bros, serta kalung. 

Pakaian Adat Wanita Sasak


.
Pangkak

Pangkak merupakan mahkota emas berbentuk bunga cempaka dan bunga mawar yang diselipkan disela-sela konde atau sanggul.  Rambut diikat rapi dan sebagai aksen diselipkan bunga cempaka dan mawar, atau bisa juga disanggul dengan model punjung pliset.

Pakaian Adat Wanita Sasak

Lempot
Lempot merupakan kain tenun panjang bercorak khas yang disampirkan pada pundak bagian kiri. Penggunaan selendang ini memiliki makna sebagai perlambang kasih sayang.

Pakaian Adat Wanita Sasak

Pakaian adat lambung digunakan gadis-gadis Sasak khusus untuk menyambut tamu dan pembawa woh-wohan dalam upacara mendakin atau nyongkol.

Tidak seperti sekarang, awalnya pakaian adat Lambung tidak disertai dengan baju dalam dan alas kaki. Tetapi beberapa orang masih mempertahankan bentuk lama pakaian ini. 

Pakaian Adat Pria Suku Sasak
  


Capuq atau Sapuk
Sapuk merupakan mahkota yang digunakan sebagai lambang penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjaga pemikiran pemakainya dari hal-hal yang kotor dan tidak baik. Sekilas bentuk sapuk yang dikenakan oleh masyarakat suku sasak tidak jauh berbeda dengan ikat kepala dari Bali. Untuk penggunaan sehari-hari jenis sapuk yang digunakan yaitu berbentuk segitiga sama kaki, sedangkan untuk ritual khusus seperti upacara adat atau ritual khusus biasanya menggunakan sapuk jadi atau perade yang terbuat dari bahan songket benang emas. 

Pakaian Adat Pria Suku Sasak
Sumber : http://lombok-inges.blogspot.com/

Baju Pegon
Baju pegon merupakan perlengkapan pakaian adat suku sasak yang mendapat pengaruh dari jawa yang mengadopsi model jas eropa sebagai lambang keanggunan dan kesopanan. Untuk memudahkan penggunaan keris model jas tersebut kemudian dimodifikasi menjadi agak terbuka pada bagian belakang pegon.  Bahan kain yang digunakan untuk membuat baju pegon umumnya berwarna gelap dan tidak bermotif. 

Pakaian Adat Pria Suku Sasak
Sumber : http://apm-martaya.blogspot.com/

Leang atau Dodot
Leang atau dodot merupakan kain songket yang berfungsi untuk menyelipkan keris. Beragam motif yang terdapat pada kain songket ini diantaranya motif subahnale, keker, bintang empet yang bermakna semangat dalam berkarya pengabdian kepada masyarakat.

Kain Dalam Dengan Wiron
Jenis kain yang digunakan sebagai penutup tubuh bagian bawah ini digunakan sampai sebatas mata kaki dengan ujung lurus kebawah sebagai lambang sikap tawadduk dan rendah hati. Kain yan digunakan berasal dari bahan batik jawa dengan motif tulang nangka atau kain pelung hitam, dapat pula menggunakan motif tapo kemalo dan songket dengan motif serat penginang. Dalam penggunaan kain wiron tidak diperkenankan menggunakan kain polos berwarna putih atau merah. 

Pakaian Adat Pria Suku Sasak
Sumber : http://lombok-inges.blogspot.com/

Keris
Penggunan keris sebagai pelengkap pakaian adat suku sasak digunakan sebagai lambang kesatriaan dan keberanian dalam mempertahankan martabat. Dalam aturannya pengunaan keris sebagai lambang adat bagian mukanya harus menghadap kedepan, jika terbalik maka berubah makna menjadi siap beperang atau siaga. Pada perkembangannya penggunaan keris sendiri dapat diganti dengan pisau raut atau pemaja. 
Pakaian Adat Pria Suku Sasak
Sumber : http://bittersweetwordsleftunsaid.wordpress.com/

Selendang Umbak
Selendang umbak merupakan sabuk yang khusus diperuntukkan bagi para pemangku adat atau pengayom masyarakat yang dibuat dengan ritual khusus dalam keluarga sasak. Jenis kain yang digunakan umumnya berwarna merah dan hitam dengan panjang berkisar empat meter yang dihiasi dengan uang cina (kepeng bolong). Umbak sebagai pakaian adat hanya digunkan oleh para pemangku adat, pengayom masyarakat. Umbak untuk busana sebagai lambang kasih sayang dan kebijakan.

Pakaian Adat Pria Suku Sasak
Sumber : http://lomboktradisi.blogspot.com/


sumber

Selasa, 06 Oktober 2015

BALI

Bali merupakan salah satu provinsi yang sangat terkenal dengan budaya nya baik itu wisata bahari. tarian trdisional maupun pakain yang khas serta unik untuk di pertunjukkan. Bali tidak hanya terkenal dalam negri namun sangat terkenal di belahan dunia..

Berikut salah satu budaya Bali ialah Pakaian Tradisional :

Pakaian Adat Bali Untuk Pria

Pakaian yang dikenakan oleh pria terdiri dari sebagai berikut:
  • Ikat Kepala atau biasa kita sebut dengan Udeng
  • Kain Kampuh
  • Umpal (Selendang Pengikat)
  • Kemben atau Kain Wastra
  • Sabuk
  • Keris
  • Aneka ragam ornamen perhiasan
Untuk pelengkap, kadang juga menggunakan baju kemeja dan jas serta alas kaki.

Pakaian Adat Bali
Pakaian Adat Bali

Pakaian Adat Bali Untuk Wanita

Sementara untuk wanita pakaian adatnya terdiri dari:
  • Sanggul atau Gelung
  • Kemben Songket atau Sesenteng
  • Kain Wastra
  • Sabuk Prada (stagen), yang membelit pinggul dan dada
  • Selendang songket bahu kebawah
  • Kain Tapih (Sinjang), berada disebelah dalam
  • Beragam ornamen dan perhiasan


Contohnya pemakaian sanggul oleh perempuan Bali ketika ke pura. Remaja putri memakai sanggul/pusung gonjer sendangkan perempuan dewasa yang sudah menikah mengenakan sanggul/pusung tagel.
Pakaian Adat Bali

Pakaian adat Bali yang paling mewah adalah Busana Agung. Pakaian ini biasanya dikenakan saat rangkaian acara potong gigi atau perkawinan. Pakaian Adat Bali
Ada beberapa variasi dari Busana Agung dilihat dari tempat, waktu, dan keadaan. Kain yang digunakan dalam pakain adat Bali yang satu ini adalah wastra wali khusus untuk upacara atau wastra putih sebagai simbol kesucian. Tapi, tak jarang pula kain dalam pakaian adat Bali ini diganti dengan kain songket yang sangat pas untuk mewakili kemewahan atau prestise bagi pemakainya.
Sedangkan untuk kaum laki-laki Bali selain mengenakan kain tersebut sebagai pakaian adat Bali mereka juga mengenakan kampuh gelagan atau biasa disebut dodot yang dipakai hingga menutupi dada.
Sementara, perempuan Bali sebelum mengenakan Busana Agung biasanya menggunakan kain lapis dalam yang disebut sinjang atau tapih untuk mengatur langkah wanita agar terlihat anggun.
Pakaian adat Bali selain mempunyai nilai keindahan, tapi di dalamnya juga tersimpan nilai – nilai  filosofis dan simbolik yang tersembunyi dalam bentuk, fungsi, serta maknanya. Itulah sebabnya dalam pakaian adat Bali dihiasi oleh berbagai ornamen dan simbol yang mempunyai arti tersindiri.
Pakaian adat Bali memiliki nilai filosofi yang dalam. Filosofi pakaian adat Bali dalam hampir sama dengan kebanyakan pakaian adat daerah lain dalam beberapa hal, akan tetapi karena Bali juga merupakan salah satu tempat yang sudah mendunia dan disakralkan, maka filosofi pakaian adat Bali kini menjadi penting dalam eksistensinya. Pakaian adat Bali mempunyai standardisasi dalam kelengkapannya.
Pakaian adat Bali lengkap umumnya dipakai pada upacara adat/keagamaan atau upacara perayaan besar. Sedangkan pakaian adat madya dipakai saat melaksanakan ritual sembahyang harian atau saat menghadiri acara yang menggembirakan seperti contohnya ketika pesta kelahiran anak, kelulusan anak, sukses memperoleh panen, atau penyambutan tamu.
Filosofi pakaian adat Bali

pada dasarnya bersumber pada ajaran Sang Hyang Widhi, yakni Tuhan yang diyakini memberikan keteduhan, kedamaian dan kegembiraan bagi umat Hindu yang mempercayainya.
Setiap daerah memiliki ornamen berbeda yang memiliki arti simbolis dalam pakaian adatnya masing-masing. Meskipun demikian, pakaian adat Bali pada dasarnya adalah sama, yakni kepatuhan terhadap Sang Hyang Widhi. Pakaian ini juga seringkali dipakai untuk membedakan tingkat kasta, yang merupakan buatan manusia itu sendiri. Di hadapan Maha Pencipta, manusia semua adalah sama derajatnya. Selain sebagai wujud penghormatan kepada sang pencipta, pakaian adat Bali merupakan suatu bentuk penghormatan kepada pengunjung/tamu yang datang. Ini adalah sesuatu yang umum, mengingat jika anda sebagai tamu maka akan merasa terhormat jika disambut oleh pemilik rumah yang berpakaian bagus dan rapi.
SUMBER 

Kamis, 10 September 2015

Sulawesi Tenggara


 Pakaian adat Sulawesi Tenggara atau suku Tolaki yang sampai saat ini dikenal yaitu pakaian adat pernikahan atau busana yang dipakai oleh pasangan pengantin. 

Pakaian Wanita
Busana pengantin wanita disebut Babu Nggawi, artinya baju khusus untuk pengantin. Menurut bentuknya disebut Babumbineboto. Babumbineboto maksudnya ialah baju yang tidak terbelah pada bagian depan seperti biasanya baju perempuan misalnya kebaya, akan tetapi hanya mempunyai lubang kepala yang terbelah sampai bagian atas dada.
http://www.kebudayaanindonesia.com/2014/04/kebudayaan-sulawesi-tenggara.html

Apabila baju tersebut diberi pita-pita hias pada bagian pinggir bawah, maka biasanya disebut juga Babumbinarahi. Warna yang pilih apda umumnya warna coklat, merah, biru, kuning bahkan ada yang hitam. Sebagai warna dasar adalah merupakan tradisi menyukai warna yang tua atau tajam.

Bahan pengantin wanita juga dibuat dari bahan yang sama dengan bahan baju. Model sarung dibentuk sedemikian rupa sehingga etap menyerupai penataan sarung pada kebiasaan namun model atau bentuk yang sesungguhnya adalah menyerupai rok panjang. Kalau warnanya tidak sama dengan warna baju, biasanya sarungnya terdiri dari sarung yang bercorak geometris atai bercorak segi empat bercampur dengan ornamen tumpul (segi tiga). Antara warna dasar dan corak yang berkotak-kotak, terdapat perbedaan. Biasanya sarung tersebut terbuat dari benang yang berwarana cemerlang keputihan atau kuning keemasan, dibentuk dalam garis kotak-kotak.

Busana pengantin wanita dilengkapi dengan Sulepe atau Salupi (ikat pinggang), biasanya ikat pinggang itu berwarna putih perak atau kuning keemasan. Bahannya terbuat dari logam yang disebut dengan air mas atau perak. Sedangkan tata busana pengantin pria pada umumnya terdiri dari baju, celana, sarung dan tutup kepala. Baju pengantin pria juga disebut Babunggawi. Celananya disebut Saluaro, sarung disebut osawu dan tutup kepala disebut Tutu Ulu atau Pabele (destar).
 

 busana pengantin pria terbuat dari bahan tekstil seperti kain beludru, satin dan lain sebagainya. Baju pria mirip dengan baju orang Melayu yang disebut Babu Kandiu. Cirinya ialah, kerag berdiri, lengan panjang dan terbelah pada bagian depan. Kancingnya kadang-kadang terbungkus dengan carik kain dari bahan baju. Kadang-kadang pula memakai kancing-kancing putih atau kuning cemerlang. Kancing semacam ini biasanya terbuat dari logam. Pada bagian kerag dan sepanjang pinggir baju itu dihiasi dengan pita-pita berwarna kuning atau putih cemerlang pula.

Celana pengantin pria disebut Saluaro Ala, bentuknya agak sempit, panjangnya hanya sampai pada buah betis, pada bagian luar ujung bawah terbelah. Maksudnya supaya mudah dikenakan dan tidak menghalangi untuk bergerak. Bahannya sama dengan bahan baju, warnaya kadang-kadang sama dengan warna baju dan kadang-kadang pula berbeda dengan warna baju. 


Pakaian Pria


Sarung bagi pengantin pria dililitkan pada pinggang yang membalut celana. Sarung yang membalut celana panjangnya haya sampai diatas lutut. Pada pinggang sarung dikebat dengan sebuah ikat pinggang yang disebut sulepe atau salupi, sehingga lilitan sarung tidak mudah terlepas. Sarung pria biasanya bercorak lurik persegi empat atau membuat ornament kotak-kotak yang diselingi oleh benang-benang cemerlang berwarna putih atau kuning.

Pabele atau penutup kepala pengantin pria bahannya terdiri dair tekstil. Setidak-tidaknya harus sama dengan bahan baju dan celana. Bentuknya tegak membalut kepala, ujung atas atau puncaknya kelihatan runcing. Agar dapat berdiri tegak, maka pada bagian dalam dilapisi dengan kain pelapis yang keras atau dengan plastik yang dibuat sedemikian rupa sehingga berbentuk siap pakai. Sekeliling pinggir pabele dibis dengan pita renda yang berwarna kuning cemerlang dan pada bagian lainnya dilekatkan hiasan-hiasan yang berwarna kuning cemerlang sehingga tampak berkilauan.

Sulepe atau salupi pada pengantin pria terbuat dari logam ada yang putih perak dan ada pula yang kuning keemasan. Sulepe dipakai untuk mengebat sarung agar tidak mudah terlepas dari pinggang. Pada sulepe biasanya diselipkan sebilah keris yang disebut leko (keris jawa). 


sumber : http://bloghistoris.blogspot.co.id/2010/12/pakaian-adat-pernikahan-suku-tolaki-di.html

Rabu, 09 September 2015

Sulawesi Barat

Pakaian Adat Suku Mandar

Suku Bangsa Mandar terbilang penduduk asal di propinsi Sulawesi Selatan/Barat, dan mempunyai peranan sama pentingnya dengan tiga suku bangsa lainnya yaitu Bugis, Makassar dan Toraja. Orang-orang Mandar menempati wilayah administratif kabupaten Mamuju, kabupaten Majenen dan kabupaten Polewali Mamasa (Polmas). Menurut catatan sejarah, pada abad ke-XV wilayah Mandar ini meliputi Kerajaan Balanipa, Majeng, Pembauang dan Cenrana di pantai utara Teluk Mandar, serta wilayah di bagian utara Selat Makassar. Jadi tidak mengherankan apabila masyarakat suku bangsa Mandar mempunyai tradisi berbusana yang sangat indah dan mencerminkan kebesaran suku ini di masa silam.

Dalam kehidupan sosialnya, masyarakat Mandar sangat memperhatikan ketentuan adat dan tradisi yang telah dijalani selama berabad-abad lamanya. Salah satu contoh yang tetap bertahan hingga kini antara lain adalah tata cara berbusana. Masyarakat Mandar sangat membedakan busana untuk anak-anak, remaja dan orang tua, begitu pula busana rakyat biasa dengan kalangan bangsawan akan berbeda.

Pakaian Adat Pria Mandar

(http://kampung-mandar.web.id)

Pakaian adat pria Mandar lebih sederhana karena hanya terdiri dari baju jas tutup terbuat dari bahan sutera bercorak bebas dengan warna hitam atau warna cerah. Paduannya kain sarung tenun Mandar atau seringkali ada yang memakai celana panjang kemuidian ditutup dengan sarung hingga sebatas lutut. Untuk penututp kepala, pria Mandar menggunakan kopiah atau lazim disebut songkok tobone dengan warna yang serasi antara baju bagian atas dengan jas atau sarungnya.

Pria Mandar melengkapi busananya dengan melekatkan rantai emas yang diberi liontin atau medalion dari taring macan bahkan bisa juga terbuat dari taji ayam. Hiasan tersebut diselipkan sebagian di saku jas tutupnya dan sebagian lagi dibiarkan menjuntai ke luar. Alas kaki yang dipakai biasanya sepatu pantovel atau sandal yang dibuat dari kulit.

Pakaian Adat Wanita Mandar

(http://polewalicollection.wordpress.com)

Pakaian adat wanita Pattuqduq Towaine

(http://kacomandar.blogspot.com)

Banyak Literatur-literatur tentang pakaian adat di mandar, tetapi sedikit yang kemudian mendetail, namanya apa, dipakainya untuk siapa dan lain sebagainya. Busana yang dipakai Pattuqdu Towaine itu mencerminkan busana yang dipakai oleh perempuan mandar pada umumnya. Menurut penelitian yang dilakukan Desember 2013 lalu di Banggae majene, bahwa banyak kemudian Pattuqdu-pattuqdu sekarang ini yang menyalahi aturan, bahkan ada yang pakai Busana orang kawin untuk menarikan pakaian Pattuqdu. Idealnya Busana pattuqdu itu ( belum masuk baju pokko dan Sarung sutra khas mandar ) idealnya 18 potong, dan Busana untuk orang yang menikah adalah 24 potong. Berikut ini adalah detail busana Pattuqdu Towaine.

A. Busana yang dikenakan oleh Pattuqduq Towaine terdiri dari :

  1. Baju Rawang Boko atau bisa juga Baju Pokkoq 
  2. Lipaq Saqbe mandar (sarung Sutra Asli mandar) yang terdiri dari berbagai macam corak seperti : Sureq maraqdia (Corak Raja), Sureq Pangulu (Corak Penghulu), Sureq Batu Dadzima (Corak Biji Delima), Sureq Puang Limboro (Corak Pappuangang limboro), Sureq Puang lembang) dll. Di mandar masih banyak corak-corak lainnnya, dapat dipakai dalam berbagai acara dan semua golongan namun sesuai Klasifikasi corak
  3. Lipaq Aqdi Diratte (Sarung khas yang pakai rantai) dengan warna yang dominan kuning langsat atau tergantung selera pemakainya, Lipaq Aqdi Diratte dipakai oleh tingkatan Tau Pia (manusia pilihan/orang pilihan), Tau Pia Naqe (manusia pilihan/orang pilihan campuran bangsawan ), dan bangsawan biasa (bukan bangsawan tinggi)
  4. Lipaq Aqdi Diratte Duattodong ( terdiri dari dua susun sarung pakai pinggir bawah) Warna kuning langsat atau variasi sesuai dengan selera, namun ini hanya dapat dikenakan oleh bangsawan tinggi atau sederajat
B. Bunga Penghias Kepala

Bunga Penghias kepala yang bervariasi dikenakan oleh para penari pattuqdu maupun yang dikenakan olwh pemakai busana Pattuqdu adalah sebagai berikut :

  1. Jika bunga berjumlah tiga (3) yang dikenakan disamping kiri dan kanan 
  2. Jika bunga hanya terdiri dari 1 pasang dan dikenakan pada bagaian kiri dan kanan menghadap kedepan, ini dikenakan oleh golongan Tau Pia Tongan, Tau Pia Naqe dan bangsawan biasa 
  3. Masih berjumlah 2 (dua) atau sepasang, namaun saling berhadapan ini dapat dipakai oleh semuan tingkatan Bangsawan dan Tau Pia
  4. Masih berjumlah dua (2) atau sepasang, tetapi dikenakan secara bersamaan menghadap kesampimg, maka ini dipakai olah golongan Tau Pia biasa atau yang sedrajat
  5. Sedangkan bunga yang hanya satu (1) buah dikenakan menyamping, maka hal ini dapat dapat dipakai oleh semua golongan yang ada dimasyarakat
  6. Bunga yang melingkar (bandol) disebut Gal (terbuat dari logam mulia) dipakai khusus anak raja atau golongan bangsawan tinggi. Tapi ada juga yang tebuan dari untaian bunga melati ( beru-beru ) itu dipakai oleh golongan masyarakat
  7. Dali ( Anting-anting  khas ) biasa juga disebut Subang
Dali ini dikenakan dikedua telinga dan dirangkai dengan bunga melati (beru-beru) yang disusun berbentuk Bundar mengikuti alur dari bentuk dali tersebut.

Dali ini dipakai oleh semua golongan, namun apabila dali ini ditambah hiasan yang terurai dibawahnya berbentuk hiasan yang terbuat dari emas atau perak disebut Bakkar, maka ini ditandai bahwa pemakai adalah dari golongan bangsawan dan Golongan Tau Pia Tongang serta Tau Pia Naqe dan jika pemakainya memakai Panesser, maka ini ditandai bahwa yang memakai adalah anak raja atau sederajat.

C. Perhiasan di Badan

Adapun perhiasannyang dipakai setelah menganakan baju Pattuqdu terdiri dari :

1. Kawari (perisai khas) yang berjumlah 4 yang diapakai disamping kiri dan kanan ( sekitaran pinggul ) dan sepan belakang sekitaran pusar, ini hanya digunakan olah golongan anak raja dan bangsawan tinggi sederajat. Dan jika dikenakan hanya 2 yaitu bagian depan dan belakang maka ditandai bahwa si pemakai berasal dari golongan Tau Pia Beasa atau yg sederajat, tapi jika dikanekan hanya 1 buah saja yaitu dibagaian belakang, maka ini dapat dipakai oleh semua golongan dan tingkatan
2. Tombi Diana (Rantai khas yang terdiri dari rangkaian ringgit, tali uang loga zaman dulu) dipakai oleh semua golongan dan tingkatan
3. Tombi Sare-sare (hiasan yang terbuat dari kain segi 4 berwarna merah dan hijau dihiasi dengan emas atau perak tersusun dengan jumlah 9) dapat digunakan oleh semua golongan dan tingkatan
4. Tombi Tallu, Tombi Aqdi (Tombi khas 3 macam) yang terdiri dari 3 macam yaitu :
    a. Tombi Buqang
    b. Tombi maqel
    c. Tombi Cucur

Ketiganya bisa dipakai oleh semua Golongan dan tingkatan.

D. Perhiasan di tangan

  1. Gallang Balleq (Gelang) berukuran 15 samapai di kedua 20 cm. Dipakai dikedua tangan dan dapat digunakan oleh semua Golongan dan tingkatan
  2. Poto (gelang kecil) dikenakan dikedua lengan yang mengapit gelang besardan dapat dikenakan disemua golongan dan tingkatan
  3. Jima Salletto, yang di ikatkan pada bahu lengan kiri kanan dapat dikenakan oleh semua Golongan dan tingkatan
  4. Teppang, di ikatkan dibawah Jima Salletto dan dapat digunakan oleh semua Golongan dan Tingkatan
  5. Jima maborong, pengganti Jima Salletto jika yang mengenakan adalah orang dari golongan bangsawan tinggi atau sederajat
  6. Kaliki (Ikat Pinggang) dapat dipakai oleh semua golongan dan tingkatan, merupakan pelengkap bagi Pattuqdu yang memakai kipas, maupun yang tidak. Terkecuali bagi pattuqdu Denggo dan pattuqdu Tommuane
  7. Sima-simang, Gelang yang bulirannya sebesar kelereng dan berjumlah 8, dipakai oleh semua golongan dan tingkatan.



Tidak hanya terbatas pada baju adat yang dikenakan dalam pertunjukan tari, Sulawesi Barat juga terkenal dengan tenun ikat tradisional sekomandi yang telah berusia ratusan tahun dan terus dikembangkan oleh masyarakat adat Kalumpangan hingga saat ini. Bagi masyarakat setempat, kain tenun sekomandi banyak dimanfaatkan untuk membuat pakaian, selendang, hingga taplak meja.


Pakaian Adat

Sumber : http://www.4shared.com/


Tenun tradisional sekomandi diciptakan dari kulit kayu yang diproses dengan cara ditumbuk kemudian diolah untuk dipintal. Untuk mempercantik penampilan, bahan tersebut selanjutnya diberi pewarna alami salah satunya dari tanaman cabai yang terlebih dahulu di racik kemudian di campurkan dengan corak warna lainnya. 

Pakaian Adat

Sumber : https://kappungberuberu.wordpress.com




Sumber : http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/

sumber  http://fitinline.com/article/read/pakaian-adat-sulawesi-barat/
   http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2014/09/pakaian-adat-sulawesi-selatan.html